Sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia adalah negeri yang kaya raya, sumber daya alamnya melimpah ruah. Sebutan Negara agraris menunjukkan bahwa negeri zamrud khatulistiwa ini sangat subur. Hasil lautnya mencapai 6,2juta ton pertahun, memiliki hutan terbesar di Asia Pasifik yang kaya akan flora dan fauna. Dalam bidang pertambangan, Indonesia memiliki tambang emas yang termasuk terbesar di dunia dan cadangan minyaknya 97 milliyar barrel. Seharusnya dengan kekayaan alam yang sangat melimpah seperti itu bisa membuat penduduk Indonesia sejahtera.
Tetapi apa yang terjadi? Kenyataannya yang terjadi adalah sebaliknya, penduduk Indonesia malah mengalami kemiskinan dan penderitaan. Lebih dari seratus juta penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan, angka kematian ibu dan bayi meningkat tajam, 68% penduduk tidak memiliki tempat tinggal. Mereka juga mewarisi hutang sebesar 1.300.000.000.000.000,00. Pendidikan dan kesehatan dibuat mahal, seolah-olah para penguasa kita ingain mengatakan bahwa orang miskin dilarang sekolah dan dilarang sakit. Indonesia juga meraih prestasi penting yaitu sebagai juara 1 dalam lomba Negara terkorup se-Asia. Itu artinya, semua kekayaan alam negeri ini hanya dinikmati oleh segelintir orang saja. Dengan kondisi penduduk yang seperti itu, pemerintah malah dengan sukarela bahkan mengundang perusahaan-perusahaan asing untuk mengeruk kekayaan alam negeri ini, lebih dari 90% sumber minyak dan gas kita dikuasai oleh perusahaan asing.
Mengapa semua ini bisa terjadi? Sistem kapitalis-sekuler telah membuat negri zamrud khatulistiwa ini rusak berantakan. Sistem kapitalis yang berasaskan manfaat (materi) membuat para pemilik modallah yang berkuasa atas segalanya, menciptakan kesenjangan antara si-kaya dan si-miskin, dan membuat semua alat dan barang pemenuhan kebutuhan kita semakin mahal karena di privaisasi seperti pendidikan dan kesehatan. Para capital (pemilik modal) juga bisa dengan mudah memesan aturan untuk diterapkan di negri agraris ini, seperti masuknya UU KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Sistem sekuler (pemisahan agama dari kehidupan) membuat manusia bebas membuat aturannya sendiri. Faktanya, aturan yang dibuat ini sangat rentan dengan kepentingan-kepentingan pribadi maupun golongan, jauh dari upaya untuk mencari solusi atas permasalahan masyarakat Indonesia. Contohnya hutang luar negri yang jumlahnya trilliunan itu hanya dinikmati oleh 50 orang saja, sedangkan yang menanggung hutang adalah seluruh rakyat Indonesia.
Oleh karena itu, untuk membuat kondisi Indonesia menjadi lebih baik, lebih sejahtera, kita harus membuang system kapitalis-sekuler dan menggantinya dengan Islam. Karena Islam bukan sekedar agama ritual tetapi juga politik (pengaturan masyarakat), aturan Alloh SWT ini memang khusus diturunkan untuk manusia untuk dilaksanakan. Sejarah telah mencatat bahwa Islam membawa umat manusia pada kesejahteraan selama lebih dari 13 abad.Kemajuan teknologinya menjadi acuan bagi negara-negara lainnya seperti Eropa dan Amerika. Berbeda dengan system kapitalis-sekuler yang masih berumur sekitar 2,5 abad tetapi sudah memperlihatkan kebobrokkannya, apalagi jika dibandingkan dengan system komunis (menafikkan keberadaan Tuhan) yang hanya seumur jagung sudah hancur. Sekarang ini, perjuangan penegakkan syari’at Islam telah bergelora dimana-mana, tidakkah anda ikut ambil bagian memperjuangkannya?
* Created by: Dept. Kajian Strategis LP3M.